Minggu, 13 Juni 2010

Sepak bola pengharum nama bangsa.

Akhirnya, pesta piala dunia 2010 pun dimulai, selama satu bulan penuh kedepan, kita akan disuguhkan aksi-aksi yang hebat dari para pelaku sepak bola. Selama satu bulan penuh juga, piala dunia akan menjadi pesta rakyat, entah rakyat Bazil, Itali, Inggris, Argentina, ataupun Indonesia sekali pun, walaupun Indonesia tidak ikut ke pentas tersebut -_-“ dan juga negara-negara yang bukan peserta lainnya. Paling tidak, piala dunia bisa menjadi hiburan gratis, ditengah segala sesuatu untuk mendapatkan hal-hal rekreasi bersifat mahal. Dan selama satu bulan ini juga, seluruh mata dunia akan menatap Afrika selatan, selaku tuan rumah piala dunia 2010.

Tapi apa hanya sekedar pesta saja ???

Piala dunia sekarang bukan hanya menjadi ajang olahraga ataupun bisnis, lebih jauh piala dunia sudah menjadi bagian penting negara untuk menunjukan eksistensi mereka di dunia, paling tidak terkenal oleh warga dunia, bahwa negara kita itu ada. Lewat piala dunia juga alm. Gus Dur pernah berkata lewat olahraga, kita bisa mengharumkan nama bangsa, dan lewat piala dunia juga kita bisa mengalahkan negara yg telah melakukan penjajahan terhadap negara kita, hhe… Ini bisa dibuktikan oleh Senegal, negara ini yang notabene adalah negara bekas jajahan Perancis, berhasil ‘mempermalukan’ penjajah mereka, dalam pembukaan piala dunia 2002, diamana partai pertama dimainkan oleh mereka. Sungguh diluar dugaan negara yang fasih sepak bola tersebut kalah. Bagi senegal ini bukan hanya sekedar kemenangan sepak bola biasa, bagi mereka inii sangat berarti, kapan lagi mereka bisa berhadapan dengan penjajah meraka, dan yang paling penting menang dan kemenagn tersebut telah menjadi kebahagian buat rakyat Senegal. Lewat kemengan tersebut, negara Senegal behasil menunjukan kepada warga dunia bahwa negara mereka itu ada, karena bagi sebuah negara kedaulatan adalah harga mati. Seperti yang dikatakan salah seorang dosen saya “ Biarpun miskin negara itu harus eksis”.

Untuk mengharumkan nama bangsa, kita tidak mesti harus seperti negara Amerika, Jepang dan negara ekonomi kuat lainnya untuk menunujukan keeksistensian kita, karena untuk mengharumkan nama bangsa bukan hanya melalui segi ekonomi, politik ataupun akedemis. Salahsatunya lewat olahraga, dan para olahragawan pun bisa melakuakn itu, bahkan mereka jugalah yang bisa membuat lagu kebangsaan suatu negara bisa berkumandang di negara lain layaknya presiden yang datang berkujung.

Itu sungguh hal yang hebat dan membanggakan bukan???

Bagaimana tidak, seluruh dunia mendengarkan lagu kebangsaan kita. Saya sering sekali merasa iri dengan para atlet yang bisa memperjuangkan nama negara sambil bermain-main, bagaiman tidak disebut bermain, mereka hanya melakukan hobi yang mereka sukai dan mereka juga dibayar tentunnya. Dari segi ekonomi, sepak bola juga telah menjadi industri. Kita bisa melihat bagaimana Brazil mendapatkan keuntungan dari nilai transfer altet mereka yang diekspor keseluruh penjuru dunia. Dimana bagi Brazil atlet adalah harta yang beharga bagi mereka. Presiden Brazil pernah berkata “Meskipun kami tidak memiliki roti, tapi kami memliki Pele”, ini diucapakn sang presiden pada tahun 1954, saat pele berhasil mengantarkan Barzil menjuarai piala dunia untuk pertama kalinnya, dan saat itu umur pele baru berumur 17 tahun. Anak yang baru berumur 17 tahun tersebut, benar-benar diagungkan, dia dianggap harta negara. Dan benarlah kata presiden tersebut, kareana pada akhirnya Pele jugalah yang bisa mengharumkan nama negara Brazil dimata dunia, dia kembali berhasil memgantarkan Brazil menjadi juara dunia sebanyak 3x. Juara dunia, 3x sungguh lebih dari cukup bagi sebaur negara untuk terkenal walupun negara itu miskin, tidak perlu jadi juara ikut ke piala dunia saja sudah cukup hal yang membanggakan.

Sebenarnya kita juga pernah ikut ke piala dunia, dan kita jugalah negara Asia yang mewakili asia di pentas dunia tersebut. Itu terjadi pada tahun 1938, piala dunia Perancis. 1938??? Kan kita belum merdeka. Benar, kita ikut kepiala dunia bukan atas nama Indonesia, melainkan Hindia Belanda -_-“, ahhh... sepertinya kita tidak perlu lah mengingat romantisme masa lalu hhe...

Ditengah keterpurukan nama negara kita ini, saya hanya berharap nama negara kita bisa harum lewat olahraga, tidak hanya sepak bola, badminton, renang, angkat beban, dan olahraga-olahraga lainnya. Serta pemerintah juga, jangan ada lagi atlet kita terlantar saat usia senjanya, mereka yang sewaktu jaya berjuang demi nama bangsa hendaknya negara bisa memperhatikan kesejahteraan mereka, demi terciptanya generasi atlet2 yang berbakat, serta bisa menjadikan profesi atlet sebagai hal yang dicita-citakan bagi anak kecil, bukan hanya dokter, tentara ataupun Presiden.

0 comments:

Posting Komentar

 
;