Sabtu, 05 Juni 2010

Semester Pendek (SP), ilmu atau nilai???

Saya begitu terhenyak saat menonton film 3 idiots, film buatan bollywood tersebut benar-benar membuka pandangan pelajar bahwa yang mesti kita kejar disekolahan adalah ilmu bukan nilai, dan pesan dari film ini dengan sukses untuk sementara merasuki piiran saya. Saya menjadi bersemangat menuntut ilmu, bukan sekedar mengejar nilai, karena ilmu lah ynag membawa kesuksesan, dan nilai yang bagus pasti akan mengikutinnya. Tapi kenapa saya bilang "sementara", itu dikarenakan saat saya meng-update status twitter yang berisikan "Saya mencari ilmu bukan nilai", dari update-tan staus tersebut, salah seorang teman saya me-mention (membalas) staus saya tadi, dia berkata: "Tapi faktanya kita mementingkan nilai", seketika saya berfikir pandangan yang realis ini adalah benar, selogan pentingnya ilmu daripada nilai seolah kata-kata idealis saja dan bersifat naif.

Disaat saya masih kebinggungan mau menentukan nilai atau ilmu tadi, sekarang perkuliahan saya dihadapkan akan berakhirnya semester genap ini, dan itu artinya akan ada semester alih tahun atau yang lebih dikenal dengan semester pendek (SP). Saya pun berencana untuk mengikuti SP ini, karena saya ingin mengulang 1 mata kuliah saya yang nilainya C, dan juga berencana untuk mengambil mata kuliah atas. Awalnya sih, saya binggung mau mengambil atau tidak, itu dikarenakan kalimat tadi, "Ilmu atau Nilai???". Seperti yang diketahui SP itu hanya berlangsung setengah waktu dari semester biasa, yaitu 2 bulan. Menurut hemat saya, waktu 2 bulan itu sangat-sangatlah singkat untuk mendapatkan ilmu dari mata kuliah tersebut, belum lagi kabar-kabar dari senior yang bilang saat SP itu dosen-dosen biasanya jarang masuk, dan terkadang nilai hanya ditentukan UTS dan UAS saja. "Ahh apaan nih, gw datang jauh-jauh dari Bengkulu untuk dapat ilmu." itu yang saya katakan kepada teman, terus teman saya bilang "Yah, gimana lagi, yang penting itu cepat lulus, terus kerja".

Ini Universitas atau temapat kursus???, kami sepertinya masuk Universitas ini hanya untuk memproleh selembar kertas a.k.a ijazah, belum lagi harga "kertas" tersebut mahal dan diperjuangkan 4-6 tahunan lebih. Seolah-olah untuk dapat bekerja kita harus memiliki kertas tersebut, emang bukan seolah2, tapi ijazah menjadi hal yang wajib untuk bekerja.

Saat saya memposting ini, saya masih binggung pilih nilai atau ilmu???, dan masih binggung menilai SP itu apakah perlambang mengejar ilmu atau nilai???. Seperti perdebatan dalam HI, yaitu Realisme VS Idealisme, hal ini juga mewakili pandangan tersebut, dimana nilai mewakili realisme, dan ilmu mewakili idealisme. Dan seperti biasanya, saat ini Realismelah yang memegang dunia dan memedangkan perdebatan tersebut. Mungkin saya memang harus lebih realistis untuk lebih mengejar waktu dan nilai. Tapi apakah saya harus melakukan itu agar nilai di kertas tadi itu menampilkan angka yang bagus, dan dapat lulus degan tempo yang singkat, dan segera mendapatkan pekerjaan???

2 comments:

13satria mengatakan...

Merasakan hal yang sama dengan Anda, bung.

Sebenarnya proses ini telah berlangsung sejak saya TK, dan sepertinya akan tetap berlanjut saat kuliah ini (dalam kasus saya =='a)


http://13satria.co.cc

Daiyah Khoirunnisa mengatakan...

merasakan hal yang sama dengan anda... melihat teman2 saya yang begitu realis mengejar nilai sementara saya ingin tetap dengan idealisme saya yaitu mengejar ilmu... Meski begitu saya juga tidak dapat mengingkari bahwa nilai juga penting karena nilai juga sebagai tolak ukur ilmu yang kita terima

Posting Komentar

 
;