Sabtu, 27 Maret 2010 0 comments

Perokok adalah Serdadu Berani Mati

Karya: Taufik Ismail

Para perokok adalah pejuang gagah berani
Berada di dekat kawan kawan saya perokok ini
Saya merasa berdampingan dengan rombongan serdadu berani mati
Veteran dua perang dunia, Perang vietnam, perang revolusi
Dan perang melawan diri sendiri

Perhatikanlah upacara mereka menyalakan belerang berapi
Dengan khidmatnya batang tembakau di hunus dan ditaruh antaradua jari
Dengan hormatnya Tuhan sembilan senti
Disisipkan antara dua bibir, di geser agak ke tepi
Sementara itu sudah siap an-naar*, nyala api sebagai sesaji

Hirupan pertama dilaksanakan penuh kasih sayang dan hati hati
Kemudian dihembuskan asapnya, ke kanan atau ke kiri
Mata pun terpicing picing tampaknya nikmat sekali
Berlindung pada adiksi dari tekanan hidup sehari hari
Lena kerja, lupa politik,mana ingat anak dan istri

Para perokok adalah serdadu serdadu gagah berani
Untuk kenikmatan 5 menit mereka tidak peduli
25 macam penyakit yang gembira menanti nanti
Saat untuk menerkam dari setiap penjuru dan sisi

Paru paru obstruksi kronik, bronkhitis kronik dan emfisema, Gangguan jantung, pembuluh darah, arteriosklerosis, hipertensi dan gangguan pembuluh darah otak. Kanker rongga mulut, nashoparynx,oropharynx, hypopharynx dan rongga hidung. Lalu sinus paranasal, lirynx, esophagus dan lambung. Radang pankreas, hati, ginjal, ureter da kandung kemih. Radang cervix uteri dan sumsum tulang, infertilitas dan impotensi.

Daftar ini belum di susun secara alfabetis, dan sebenarnya
( ini rahasia profesi medis)
penyakit yang 25 ini
Cuma nama samaran, julukan pura pura saja.
Nama aslinya penyakit merokok
Rokok, abang kandung narkoba ini tak tertandingi dalam soal adiksi
4000 macam racun dipadatkan sepanjang sembilan senti

Untuk orgamus nikotin 5 menit itu serdadu tembakau ini mana peduli
Terhadap hari depan anak anak yang masih memerlukan pencari rezky
Terhadap bagaimana terlantarnya kelak janda yang dulu namanya isteri
Atau nasib duda yang dulu namanya suami

Terhadap pengotoran udara depan belakang, kanan dan kiri
Dalam memuaskan ego, dengan sengaja mendekstruksi diri pribadi
Betapa beratnya memenangkan perang melawan diri sendiri
Rabu, 17 Maret 2010 0 comments

Panic is My Strength

Panik, mungkin kata itulah yang bisa digambarkan untuk ku, sudah sejak kecil mungkin. Namun aku baru menyadari bahwa kalau aku ini pribadi yang panikan semenjak duduk di bangku kuliah, dan itu tidak terlepas dari penggambaran teman-teman terhadap keseharian ku, yang sering menjadi panikan jika ada dosen memberikan tugas. Mereka sering berkata: "Santai aja napa, lu panik amat sih" ; "Jangan panik del, tugas biasa ini". Akibatnnya aku pun sering "dicengin" teman-teman, "hayo, panik lu" dan sering ditakut-takuti, bukan ditakut-takuti sama hantu tapi lebih seperti bagaimana membuat aku jadi panik.

Semenjak itulah aku mulai menyadari, kalau aku kayaknya memang suka panikan, enggak sewaktu SD,SMP, dan SMA. Aku pun mulai mencoba untuk mengusir rasa panik tersebut. Aku mencoba untuk lebih bersikap santai dan rileks, dan buku-buku tentang menghilangkan rasa cemas pun ku baca. Memang rasa cemas dan panik itu agak berkurang, tapi aku merasa ada yang lain, seperti buka diri ku. Jika ada tugas, mungkin aku tidak lagi terlalu panik, dan itu terkadang membuat ku merasa confident, bahkan overconfident yang justru terkadang "menghambat" ke "perfectionist-an" saat mengerjakan sesuatu.

Mungkin begini lah cara Allah SWT menciptakan aku, dengan rasa panik serta keagesifan yang cukup tinggi. Lewat panik lah selama ini aku hidup, lewat panik lah aku bisa mendapatkan apa yang ku impikan dan lewat panik lah aku bisa mengejar mimpi. Seorang teman pernah berkata, "sifat panik lu tu sebernnya bagus, tapi lu harus bisa ngendaliinnya". Ku fikir memang sebaiknnya begitu, tidak perlu lagi ku buang sifat panik ku, hanya saja aku harus butuh pengendalian diri, agar energi panik ini tidak terbuang sia-sia karena "Panic is My Strength."
Sabtu, 13 Maret 2010 1 comments

Terorisme Sebagai Salah Satu Aktor Hubungan Internasional


Sebelum jauh kedalam tmembahas tentang terorisme sebagai aktor hubungan internasional, tentunya kita harus mengetahui apakah yang dimaksud dengan hubungan internasional itu,? menurut Paul R. Viotti dan Mark V. Kauppi, hubungan internasional adalah studi tentang bagaimana memahami teori, konsep, dan politik dunia yang tercermin dalam aktor-aktor internasional yang meliputi negara bangsa, organisasi internasional, korporasi multinasional, dan kelompok teroris.

Bedasarkan penjelasan Viotti dan Kauppi, salah satu aktor HI tersebut adalah kelompok teroris. Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat dengan tujuan politik, baik untuk kepentingan atau melawan kekuasan yang ada . Namun, istilah terorisme mulai digunakan pada akhir abad ke-18, terutama untuk menunjuk aksi-aksi kekerasan pemerintah yang dimaksudkan untuk menjamin ketaatan rakyat (Charles Thomas, International Terorism and Political Crimes, 1975) . Salah satu tokoh HI James Lee Ray, menyatakan terorisme merupakan suatu grup yang bertipe untuk melawan tirani dan opresi, jika menggunakan definisi yang tidak berdimensi maka terorisme merupakan kekerasan yang bertujuan politik dilakukan oleh aktor non-pemerintahan . Namun pada intinya terorisme adalah bentuk kekerasan politik yang melibatkan suatu warganegara.

Kelompok teroris menjadi salah satu faktor penting dalam hubungan internasional semenjak berakhirnya perang dingin dan tragedi 11 September 2001, dimana pada tahun ini terjadi sebuah aksi teror yang “mengguncang” dunia yaitu, terjadi serangan terhadap gedung WTC (World Trade Centre) dan gedung Pentagon oleh para kelompok teroris. Kejadian ini lantas menjadi isu global yang mempengaruhi kebijakan politik seluruh negara-negara di dunia, sehingga menjadi titik tolak persepsi untuk memerangi terorisme sebagai musuh internasional . Berdasarkan fakta kejadian 11 September memang ditujukan untuk negara AS. Akan tetapi ekses-ekses kejadian tersebut melanda pada setiap Negara, ini menjadi pekerjaan rumah bagi hubungan internasional kedepannya.

Saat ini terorisme menjadi sesuatu yang menakutkan bagi sebuah negara serta kelompok teroris juga telah menjadi sebuah ancaman bagi keamanan. Hal ini dikarenakan kelompok ini sering mengkampanyekan tujuan mereka dengan cara aksi-aksi kekerasan, dan tindakan tersebut sering juga untuk menunjukan ketidaksenangan terhadap pemerintah atau suatu rezim yang sedang berkuasa, dengan cara melakukan pemboman, penculikan, pembjakan serta menakut-nakuti yang disertai ancaman, yang pada akhirnya tindakan tersebut bertujuan untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi serta politik, dan sasaran kelompok teroris biasanya adalah individu tertentu yang memiliki kekuasaan di suatu negara, perusahaan-perusahaan multinasional yang dimiliki oleh negara-negara kaya, gedung-gedung pemerintahan, atau basis militer.

Selain oleh pelaku individual atau kelompok, terorisme bisa dilakukan oleh negara atau dikenal dengan terorisme negara (state terorism) atau juga sering disebut terorisme yang disponsori negara (State-sponsored Terrorism). Istilah State-sponsored Terrorism ini sering digunakan oleh pakar-pakar terorisme AS, dan dirumuskan sebagai suatu tindakan negara mensponsori kegiatan terorisme suatu kelompok. Sedangkan istilah state terrorism sering dirumuskan berupa tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan oleh negara terhadap negara lain atau warganegara mereka sendiri.

Namun yang dimaksud terorisme yang disponsori negara tidak hanya dalam artian sempit, melainkan negara bisa dikatakan sponsor terorisme jika negara memberikan kontribusi seperti transit tanpa rintangan, memberikan izin untuk mengoperasikan perusahan-perusahan komersial, serta memperbolehkan mereka untuk melakukan rekruitisasi dan aktivitas-aktivitas pendukung lainnya.

Amerika Serikat secara khusus mendata negara-negara sponsor teroris, antara lain: Libya dan Korea yang diduga membantu PLO, serta Korea Utara yang dianggap membantu Japanese Red Army dalam membajak pesawat di Korut pada tahun 1970.


Daftar Pustaka

•http://id.wikipedia.org/wiki/Terorisme
•http://frenndw.wordpress.com/2010/01/13/politik-luar-negeri-ri-dalam-menyikapi-isu-isu-global-2-terorisme-dan-keamanan-internasional-dan-ham/
•http://ikanmarmot.blogspot.com/2010/01/globalisasi-dan-terorisme-studi-kasus_06.html
•Collin L Powell, “Sebuah Perjuangan Keras yang Panjang”, http://jakarta.usembassy.gov/press_rel/Pwl_newsi.htm
•http://dewitri.wordpress.com/2008/02/01/teroris-sebagai-non-state-actor-baru-dalam-hubungan-internasional/ diakses 3 Maret 2010
 
;