Selasa, 28 September 2010

'Dispensasi' Untuk Mata Orang Indonesia

Indonesia, negeri yang unik, begitu banyak warna dan ragam, disamping itu jumlah penduduknya yang berjumlah lebih dari 200 juta jiwa itu mayoritas mengimani Islam sebagai pegangan hidup. Alhasil, Indonesia pun menjadi negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Tapi, Indonesia bukanlah negara Islam (tenang, saya bukan mengajak untuk mengubah sistem negara ini jadi Khilafah, haha), suasana kearab-araban pun tidak tampak, Indoneisa terlalu majemuk untuk menerapkan sistem syariah itu, ada yang bilang sulit diterapkan karena yang tinggal di Indonesia bukan cuma Muslim. Akibatnya, banyak hal-hal yang bertentangan dengan Islam dengan mudah masuk. Dan saya pikir, karena kebebasan tadi itulah, maka Tuhan harus memberikan ‘dispensasi’ pahala khusus untuk orang Indonesia.

Ini dikarenakan, menurut saya menjaga pandangan mata di Indonesia akan jauh lebih sulit ketimbang di Arab Saudi, maupun negera-negara semenanjung arab atau negara timur-tengah lainnya. Di Indonesia, wanita yang berpakaian terbuka (tidak menutup aurat) terlalu banyak, walaupun sebenarnya mereka menggunkan pakaian yang sopan (tidak mengumbar paha, haha) dan tidak menggundang syahwat, namun hal tersebut telah menjadi sesuatu yang lumrah bagi masyarakat kita, Nah, disiliah letak dilema penjagaan padangan mata di Indonesia, tidak mungkinkan jika ada seorng wanita yang tak menutup aurat dan saat bertemu tapi kita malah memalingkan muka atau hanya menunduk ke bawah? Ohh, belum lagi di Jatinangor ini, mahasiswi yang ‘bercelana panas’ (Hot Pants) banyak sekali ‘berkeliaran’ dan tantangan terhadap mata pun juga semakin meningkat. Mungkin selintas melihat sih gak dosa, tapi kalau berkali-kali? seperti pepatah yang mengatakan sekali terlihat tidak mengapa karena itu adalah rahmat, tapi kalau dua kali (sengaja untuk melihat lagi) adalah laknat, mungkin birahi kita tidak bangkit, tapi tetap aj. Mata adalah gerbang maksiat. Siapa saja yang kurang mampu menjaga pandangannya dari sesuatu yang diharamkan, maka sedikit demi sedikit ia akan terjerumus ke dalam jerat syetan (dakwah nih ceritanya, haha). Berawal dari mata, kemudian kaki berpindah ingin mendekat dan seterusnya, hingga akhirnya sangat mungkin akan menjerumuskan manusia pada perzinahan. Nah Lo????

Di arab sih enak, gak bisa ngelirik yang macam-macam maklum wanita-wanita disana hampir semua kan memakai baju gamis dan berkerudung, nah kalau di Indonesia? Gak dilihat rugi, dilihat dosa, hahaha. Malah ada yang bilang melihat yang gituan untuk cuci mata, cuci mata tapi dosa, aduhhh

Saya pun juga sempat berkeinginan suatu saat untuk tinggal di arab saja, alasannya ya karena tadi, mungkin menjaga pandangan disana sedikit lebih mudah ketimbang disini. Atau yang lebih tindakan yang ekstrim mungkin, seperti lebih baik buta dripada mata ini berbuat dosa? Tapi apa benar harus sampai malakukan itu? Ibarat kata, daripada takut dihutangi, lebih baik tak punya uang?

Jadi, karena susahnya menjaga pandangan mata di Indonesia dibandingkan dengan di Arab, haruskah Tuhan ‘mendispensasi’ pahala untuk mata orang Indonesia???

Nama: Fadel Muhammad Iqbal
Npm: 170210090064

Tulisan ini adalah tugas Filsafat saya yang bertemakan mata, yang di publish di Grup Facebook, Bandung School.

0 comments:

Posting Komentar

 
;