Sabtu, 14 Mei 2011

Sex Education atau Pendidikan Agama?

Beberapa hari yang lalu, aku melihat berita mengenai banyaknya kasus remaja yang hamil diluar nikah, dimana dari kasus itu merambat pada pembunuhan atau pengguguran bayi-bayi yang mereka kandung. Alasannya? Jelas, ada yang malu karena harus punya anak diluar pernikahan, ada yang takut akan dimarahi orang tua dan ada juga yang belum siap punya anak di usia dini.

Di berita tersebut juga dijelaskan mengapa fenomena hamil atau remaja yang berhubungan sex diluar nikah banyak terjadi. Diberita itu juga disebutkan pendidikan sex yang kuranglah menjadi faktor penyebab banyaknya kasus tersebut, karena kurangnya sex education banyak remaja yang jatuh ke kubangan hubungan seksual pra nikah.

Tapi, Apa benar dengan sex education yang benar-benar 'mantap', banyaknya kasus remaja yang nge-sex diluar nikah bakal berkurang? Mungkin, dari segi hamil di luar nikahnya bisa sedikit berkurang, yang diakibtkan karena para remaja telah mengtahui apa itu alat kontrasepsi dll sebagainya. Namun, alat kontrasepsi sendiri tidak jarang terjadi penyalahgunaan fungsi. Lihat saja salah satu iklan kondom yan pernah ada di Indonesia. Dalam iklan tersebut digambarkan ada seorang WTS yang sedang 'mangkal' dan ia hanya mau berhubungan seksual dengan pria yang menggunakan kondom saja. Memang untuk menghindari HIV Aids dan kemungkinan terjadinya hamil diluar nikah bisa ditekan, tapi esensi dari alat kontrasepsi yang ada dalam iklan tersebut telah benar-benar disalah gunakan. Kita tak perlu lagi was-was karena ia bisa menggunakan alat kontrapsepsi untuk mencegah kehamilan akibat hubungan seksual yang mereka lakukan di luar pernikahan, namun tidak mengurangi 'hasrat' dan 'birahi' untuk takut melakukan hubungan seksual diluar pernikahan.

Mengapa justru bukan pendidikan agamalah yang mesti dikedepanan dalam permasalahan ini?

Padahal dalam agama jelas-jelas, yang namanya zina ataupun berhubungan seksual di luar nikah itu sangatlah di laknat Allah. Hukum islam akan zina sungguhlah berat, bagi pelaku zina mereka haruslah dirajam sampai mati, dan ini telah berlangsung sejak zaman Nabi Musa. Kalau remaja ini mampu menebalkan keimananya, mungkin yang namanya hamil diluar nikah bisa dihindari, dan bahkan hubungan seksual diluar nikah juga bisa ditekan.

Aku jg semakin tersentak akan kasus sperti ini karena ada teman yang berhubungan seksual dengan pacarnya sampai hamil dan hubungan itu dilakukan diluar ikatan pernikah, namun sekrang mereka telah menikah, itupun mungkin terpaksa karena pacarnya yg telah hamil duluan. Belum lagi sejak kuliah di kota besar ini, teman-teman aku banyak yang mencrtakan bahwa anak SMA-SMA di kota besar tersebut, banyak yang telah melakukan hubungan seksual di luar nikah, dan itu wajar. "Hah????" Mungkin aku yang datng dari dearah 'kecil' ini hanya bisa terkejut mendengarnya. "Kok bisa? Gak takut dosa apa?." Seringkali jika ada pembahasan seperti itu saat berkumpul sama teman-teman, perkara dosa dan agama jarang sekali disinggung. Hal ini juga berlaku ketika ada teman aku yang muslim tapi minum minuman beralkohol. Jelas, aku tidak berani untuk berkomentar "Apa gak takut dosa, karena sholat gak diterima selama 40 hari?", yang ada malah merusak pertemanan.

Jadi, pendidikan sex sendiri memang diperlukan, tapi justru agamalah yang harus menjadi dasar dari penerapan pendidikan seksual tersebut. Dengan pegetahuan tentang sex dan efek negatifnya yang kemudian ditambah kemantapan iman, mungkin kasus tersebut dapt dikurangi. Pendidikan sex saja tidak cukup, apa kita mau seperti di negara-negara yang menghalalkan sex pra tanpa nikah, dimana remajanya telah melakukan hubungan seksual di usia remaja, walaupun mereka bisa menghindari kasus hamil diluar nikah karena mereka telah mendapatkan pendidikan sex yang cukup.

Yang ditakutkan itu bukan hamil diluar nikah, bukan karena takut ketahuan nge-seks diluar nikah, (terkadang justru ada orang yang bangga karena ia pernah nge-sex padahal belum nikah. Dosa kok bangga?) bukan juga karena belum siap menimang bayi di usia muda tapi takut berbuat zina. Karena menurut aku, poin utama dari pendidikan sex tersebut dan agama harus mampu agar remaja atau tingkat usia lainnya untuk tidak berhubungan seksual diluar nikah.

1 comments:

bananapapayaa mengatakan...

waktu SMA, aku sempet debat ama temen sendiri, soal sex education sedini mungkin. apa penting? buat aku pribadi, sampai saat ini masih percaya kalau itu gk baik. kenapa? buat ku, lebih baik anak-anak tau itu pada waktunya, dari sumber yang terpercaya tentunya. justru kalo dikasih pendidikan sex sebelum waktunya, yang ada malah mereka penasaran, ato lebih parah mecoba.biarkan anak-anak dengan dunianya. nanti kalau sudah sepantasnya,baru mereka tau. sebenarnya pendidikan agama yang baik pasti bisa mencegah sex diluar nikah.
aku juga sama kaya kamu, dulu sempet kaget denger fakta kalo sex luar nikah itu biasa banget. bukannya mo sok suci ya..tapi..mungkin gara2 datang dari kota kecil juga kali ya.
setuju banget sama paragraf yg ke-7 dan 8!
nice writing del! ;)

Posting Komentar

 
;